Pengklasifikasian Penelitian Tindakan Kelas
Pengklasifikasian Penelitian
Tindakan Kelas
Ada empat jenis PTK, yaitu: (1)
PTK diasnogtik, (2) PTK partisipan, (3) PTK empiris, dan (4) PTK eksperimental
(Chein, 1982). Untuk lebih jelas, berikut dikemukakan secara singkat mengenai
keempat jenis PTK tersebut.
1.
PTK Diagnostik; yang
dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun
peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosia dan
memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya
ialah apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konflik
yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas.
2.
PTK Partisipan; suatu
penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan
melaksanakan penelian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak
awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak
penencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti
memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir
dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di
sekolah seperti halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini
peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal
sampai berakhir penelitian.
3.
PTK Empiris; yang
dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan
sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang
terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan
dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman penelti dalam pekerjaan
sehari-hari.
4.
PTK Eksperimental; yang
dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan
dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan
efisien di dalam suatu kegiatam belajar-mengajar. Di dalam kaitanya dengan
kegitan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau
teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan
diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang
paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.
Masalah-Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut.
Ary, dkk (2010:520) menyebutkan lima
kategori masalah yang dapat diangkat dalam penelitian tindakan, yaitu:
1.
Masalah yang timbul dari keinginan untuk meningkatkan
pembelajaran siswa. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti bisa berputar di
sekitar kebutuhan yang dirasakan perlu, seperti meningkatkan perbaikan
lingkungan kelas untuk belajar, meningkatkan interaksi interpersonal di antara
siswa, atau peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan refleksi diri.
2.
Masalah yang muncul akibat keinginan untuk memperbaiki
kurikulum. Pertanyaan yang bisa diajukan peneliti seperti bagaimana
mengintegrasikan antar mata pelajaran, atau seperti bagaimana menggunakan
teknologi dalam kurikulum pembelajaran.
3.
Masalah yang muncul dari keinginan untuk mengadaptasi
strategi-strategi pengajaran atau penilaian (asesmen). Pertanyan-pertanyaan
yang ada seperti bagaimana mendorong pembelajaran aktif, membimbing siswa dalam
mengevaluasi diri, atau mengimplementasikan sebuah pendekatan pembelajaran
khusus.
4.
Masalah yang muncul dari keinginan seseorang untuk
mencari hubungan antara keyakinan dan praktik dalam kelas atau untuk menguji
keterkaitan cara mengajar dengan apa atau siapa yang mempengaruhi cara mengajar
terebut.
5.
Masalah yang timbul dari isu-isu dalam konteks sekolah
yang lebih besar atau masyarakat. Pertanyaan mungkin berurusan dengan program
pengembangan sekolah, implementasi, atau evaluasi; cara untuk melibatkan
keluarga dan anggota-anggota komunitas di sekolah; atau pendekatan untuk
menyelesaikan ketegangan antara kelompok-kelompok di sekolah atau masyarakat
yang mempengaruhi fungsi sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Chein, I. Dan Harding J. 1982. The
Field of Action ResearchI. Austra-lia: Deakin University.
Comments
Post a Comment