analisis data PTK
Analisis Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses analisis hasil PTK
1.
Data penelitian
tindakan kelas pada dasarnya dikumpulkan oleh guru yang berperan sebagai
peneliti dan pengajar, dan jika perlu dapat dibantu oleh teman sejawat. Data
tersebut lebih banyak bersifat kualitatif, meski ada juga yang berupa data
kuantitatif.
2.
Analisis data
adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk
merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat
dipercaya dan benar.
3.
Sehubungan
dengan butir 2, maka analisis data dilakukan dengan cara memilih, memilah,
mengelompokkan, data yang ada, merangkumnya, kemudian menyajikan dalam bentuk
yang mudah dibaca atau dipahami. Penyajian hasil analisis data kualitatif dapat
dibuat dalam bentuk uraian singkat, bagan alur, atau tabel sesuai dengan
hakikat data yang dianalisis.
4.
Data
kuantitatif dianalisis dengan statistik deskriptif untuk menemukan persentase,
dan nilai rata-rata. Penyajian hasil analisis dapat dilakukan dengan membuat
tabel distribusi atau grafik.
5.
Interpretasi
data adalah upaya peneliti untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan
untuk menjawab pertanyaan penelitian. Interpretasi ini pada gilirannya akan
menjadi temuan penelitian.
6.
Analisis yang
akurat dan cara penyajian yang tepat akan memungkinkan tafsiran/interpretasi
hasil penelitian yang akurat dan valid itu. Oleh karena itu, guru harus sangat
berhati-hati dalam melakukan analisis. Kekurang-akuratan dapat diminimalkan
dengan melakukan “cross check” dengan sumber data atau dengan data lain yang
sejenis.
7.
Agar mampu
melakukan analisis data, guru harus banyak melakukan latihan dan bekerja dalam
kelompok.
8.
Menyimpulkan
adalah mengikhtisarkan atau memberi pendapat berdasarkan apa-apa yang diuraikan
sebelumnya. Sejalan dengan itu, kesimpulan atau simpulan adalah kesudahan
pendapat atau pendapat terakhir yang dibuat berdasarkan uraian sebelumnya.
9.
Dalam kaitan
dengan PTK, kesimpulan harus disusun secara singkat, padat, dan jelas; sesuai
dengan uraian, dan mengacu kepada pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan. Di
samping itu, kesimpulan harus disusun secara sistematis sesuai dengan urutan
pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan.
10. Penyusunan kesimpulan seyogianya dilakukan
melalui langkah-langkah: (1) memeriksa dan memahami pertanyaan
penelitian/tujuan perbaikan, (2) mencermati, menganalisis, dan mensintesis
deskripsi temuan, (3) menulis kesimpulan untuk setiap pertanyaan
penelitian/tujuan perbaikan, (4) mengurutkan setiap butir kesimpulan sesuai
dengan urutan pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan, serta (5) memeriksa
kesesuaian antara pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan dengan deskripsi
temuan, dan kesimpulan.
11. Saran dimaknai sebagai: pendapat (usul,
anjuran, cita-cita) yang dikemukakan untuk dipertimbangkan. Dalam kaitan dengan
PTK, saran merupakan pemikiran yang diajukan oleh guru peneliti untuk
menindaklanjuti hasil penelitiannya.
12. Saran tindak lanjut hasil PTK harus memenuhi
rambu-rambu: (1) bersumber atau sesuai dengan kesimpulan, (2) bersifat
kongkret, operasional, dan penting, sehingga menarik untuk dilaksanakan oleh
guru, (3) jelas sasarannya, apakah ditujukan kepada guru atau sekolah, atau
barangkali instansi lain, serta (4) dapat meliputi hal-hal yang berkaitan
dengan metodologi penelitian.
13. Pembuatan saran dapat dilakukan melalui
langkah-langkah: (1) mencermati kesimpulan hasil PTK, (2) mengkaji aspek-aspek
dari kesimpulan tersebut yang perlu ditindaklanjuti, baik oleh guru peneliti,
guru lain, maupun sekolah, (3) menetapkan kepada siapa saran tersebut akan
ditujukan, serta (4) menulis saran.
Cara Penulisan Laporan Hasil PTK
Laporan PTK adalah laporan
yang ditulis secara sistematis berdasarkan penelitian tindakan kelas yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri. Laporan ini ditulis karena merupakan
dokumen yang dapat dijadikan acuan, harus diserahkan kepada pihak sponsor,
serta dapat diketahui oleh umum, terutama oleh para guru yang barangkali
mengalami masalah yang sama dengan yang dilaporkan. Sistematika laporan PTK pada umumnya tidak
jauh berbeda dari laporan penelitian formal.
1. Judul penelitian hendaknya menggambarkan
aktivitas perbaikan yang dilaksanakan sebagai fokus PTK.
2.
Abstrak memuat
sari pati dari setiap komponen penelitian, mulai dari masalah, tujuan
penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan
saran. Dengan membaca abstrak, orang akan mendapat gambaran umum mengenai PTK
yang dilaporkan.
3.
Pendahuluan
memuat latar belakang munculnya masalah, analisis dan perumusan masalah, serta
tujuan dan manfaat penelitian.
4.
Kajian pustaka
menguraikan tentang berbagai teori/hasil penelitian yang terkait dengan masalah
penelitian, yang dapat dijadikan acuan dalam merancang perbaikan dan membahas
hasil penelitian.
5.
Pelaksanaan
penelitian mengungkapkan tentang subjek penelitian, prosedur pelaksanaan per
siklus, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, dan cara
refleksi.
6.
Hasil
Penelitian dan Pembahasan menyajikan hasil penelitian setiap siklus dengan data
lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan, refleksi, yang berisi
penjelasan tentang keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Bagian ini didukung
dengan tabel dan grafik, dan disertai dengan pembahasan mengapa hasilnya
seperti itu.
7.
Kesimpulan dan
saran berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran untuk menindaklanjuti
hasil penelitian tersebut.
8. Daftar Pustaka memuat semua sumber yang
digunakan sebagai acuan, yang disusun berdasarkan abjad dengan menggunakan gaya
penulisan tertentu
Diseminasi Hasil PTK
1.
Dalam menulis
laporan PTK, perlu diperhatikan berbagai ketentuan, seperti: (1) etika
penulisan, (2) penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis, serta (3) berbagai
ketentuan teknis.
2.
Etika penulisan
mencakup: (1) kejujuran, (2) keobjektifan, dan (3) pengutipan. Ketiga aspek ini
sangat berkaitan erat. Kejujuran menuntut penulis jujur terhadap diri sendiri
dan orang lain dengan cara mengungkapkan dan menafsirkan data/informasi apa
adanya tanpa dicampuri oleh kepentingan pribadi. Keobjektifan menuntut penulis
menyajikan informasi sebagaimana adanya, tanpa manipulasi, sehingga apa yang
dibaca oleh pembaca memang benar adanya. Pengutipan berkaitan dengan mengutip
atau menggunakan pendapat orang lain dalam tulisan. Dalam hal ini, penulis
harus mencantumkan sumber kutipan dengan mengikuti aturan yang berlaku.
3.
Penggunaan
bahasa Indonesia ragam tulis, menuntut penulis memperhatikan kaidah-kaidah
bahasa tulis, sehingga tingkat keterbacaan laporan menjadi tinggi. Kaidah
bahasa tulis paling tidak mencakup: (1) pilihan kata, (2) struktur kalimat, (3)
paragraf, dan (4) ejaan. Kata/istilah yang digunakan dalam laporan seyogianya
merupakan kata/istilah baku yang diketahui oleh umum, kalimat cukup lugas dan
memenuhi unsur-unsur kalimat sempurna, paragraf merupakan paparan buah pikiran
yang utuh, serta cara penulisan harus mengikuti aturan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD).
4.
Ketentuan
teknis berkaitan dengan penampilan laporan yang mudah dibaca. Ketentuan ini
mencakup, sistem penomoran, cara mengutip, serta huruf, spasi, dan margin.
Sistem penomoran dapat menggunakan sistem digit atau campuran angka dan huruf,
asal digunakan secara konsisten. Cara mengutip mengikuti aturan American
Psychology Association (APA); sedangkan huruf yang digunakan adalah Times New
Roman atau Arial dengan font size 12, spasi 1,5; serta margin 4 cm dari pinggir
kiri dan atas, dan 3 cm dari pinggir kanan dan bawah.
5. Laporan PTK dapat didiseminasikan melalui
berbagai pertemuan tatap muka seperti seminar, rapat kerja, kelompok kerja guru
(MGMP dan PKG); di samping melalui berbagai media, seperti majalah, jurnal,
atau buletin.
DAFTAR PUSTAKA
I.G.A.K. Wardani. 2007. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
Comments
Post a Comment