Sistem Pengelolaan Kelas
Sistem
Pengelolaan Kelas
A.
Pengertian
pengelolaan kelas
Menurut
Alben Ambarita (2006: 37) Manajemen kelas dapat dideskripsikan sebagai proses
mengorganisasi dan mengkoordinasi peserta didik, untuk menyelesaikan tujuan
pendidikan. Artinya guru harus dapat menciptakan pola kegiatan yang
berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan keadaan, sehingga peserta didik dapat
memanfaatkan rasionalnya, bakat kreatifnya terhadap tugas-tugas pendidikan yang
menantang.
Menurut Ahmad Rohani (2004: 123) Pengelolaan kelas dan pengelolaan pengajaran
adalah dua kegiatan yang sangat erat hubungannya namun dapat dan harus
dibedakan satu sama lain karena tujuannya berbeda. Kalau pengajaran (instruction) mencakup semua kegiatan
yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus
pengajaran, maka pengelolaan kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses
belajar. Syaiful Bahri Djamarah (2000: 173) juga berpendapat Pengelolaan kelas
adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin
untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.
Dari
beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pengelolaan
kelas adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh guru terhadap anak
didiknya di dalam kelas dalam upaya mengatur semua komponen pembelajaran agar
dapat berjalan dengan kondusif untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengelolaan
kelas perlu dilakukan sebagai upaya menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif dan mengembalikan suasana agar menjadi kondusif setelah terjadi
masalah.
B.
Dasar-Dasar Manajemen Kelas
Menurut Alben Ambarita (2006:
37-38) Dasar-dasar manajemen kelas yang harus diperhatikan adalah :
1)
Faktor yang sangat penting menentukan lingkungan belajar adalah
sikap/perilaku guru, sengaja atau tidak sengaja, perilaku verbal dan nonverbal
guru mempengaruhi perilaku peserta didik.
2)
Guru mempunyai tanggung jawab profesional untuk menerapkan aturan
dan pemilihan teknik-teknik yang digunakan untuk memaksimalkan perilaku belajar
peserta didik.
3)
Guru harus mengembangkan ide-ide tentang hubungan antara mengajar
dan disiplin peserta didik mengikutinya, faktor-faktor yang memotivasi peserta
didik untuk berperilaku seperti yang mereka lakukan, Pribadi guru dengan apa
yang diharapkan bagi pengembangan perilaku peserta didik dan, sebuah rencana
sistematis untuk menata kembali ciri ruang kelas yang lebih baik dengan
pengamatan terhadap perilaku belajar peserta didik
4)
Praperencanaan hirarki pengambilan keputusan sebagai implementasi
strategi manajemen untuk pengembangan perilaku peserta didik.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan
manajemen kelas seorang guru harus memperhatikan sikap atau perilaku guru dalam
menjalankan pembelajaran, guru harus dapat menegakkan aturan kelas untuk
mencapai disiplin kelas, guru harus mempunyai ide-ide baru bagi
terselenggarakannya pembelajaran, guru harus tegas menindak setiap perilaku
peserta didik baik perilaku yang menyimpang maupun tidak. Dasar-dasar manajemen
kelas ini sangat penting bagi guru untuk dipahami dan diterapkan dalam
mempersiapkan pembelajaran, agar pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif
dan guru dapat meminimalisir terjadinya masalah pengelolaan kelas.
C. Tujuan
Pengelolaan Kelas
Menurut
Ahmad (2004) bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik
sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan
siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat
menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot
belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan
sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4) Membina dan membimbing sesuai dengan latar
belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
Tujuan pengelolaan kelas menurut
Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada hakikatnya terkandung dalam tujuan
pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi
macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa
belajar dan bekerja. Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan,
suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta
apresiasi pada siswa. Sedangkan Arikunto (dalam Djamarah 2006:178) berpendapat
bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja
dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan
efisien.
D.
Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
“Secara
umum faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan
yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa.” (Djamarah 2006:184). Faktor
intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku.
Kepribadian siswa denga ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa
berbeda dari siswa lainnya sacara individual. Perbedaan sacara individual ini
dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.
Faktor
ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan
siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa
di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas,
misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik.
Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi
konflik.
Djamarah
(2006:185) menyebutkan “Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam
pengelolaan kelas dapat dipergunakan prinsip-prinsip pengelolaan kelas sebagai
berikut.
1). Hangat dan Antusias
Hangat dan
Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab
pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada
aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2). Tantangan
Penggunaan
kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3). Bervariasi
Penggunaan
alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik
akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian
ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan
menghindari kejenuhan.
4). Keluwesan
Keluwesan
tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajarmengajar
yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti
keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
5). Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru
harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian
pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan
yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif daripada mengomeli
tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan
dengan pemberian penguatan yang positif dan
kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya
proses belajar mengajar.
6). Penanaman Disiplin Diri
Tujuan
akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan dislipin
diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan
pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila
ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.
E.
Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
1). Pendekatan Kekuasaan
Ciri yang
utama pada pendekatan ini adalah ketaatan pada aturn yang melekat pada pemilik
kekuasaan. Guru mengontrol siswa dengan ancaman, sanksi, hukuman dan bentuk
disiplin yang ketat dan kaku.
2). Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan
kelas bukan membiarkan anak belajar dengan bebas tanpa batas tetapi memberikan
suasana dan kondisi belajar yang memungkinkan anak merasa merdeka, bebas,
nyaman, penuh tantangan dan harapan dalam melakukan belajar.
3). Pendekatan Keseimbangan Peran
Pendekatan
ini dilakukan dengan member seperangkat aturan yang disepakati guru dan murid.
Isi aturan berkaitan dengan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan
guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas dan aturan
yang boleh dan tidak boleh dilakukan murid selama belajar.
4). Pendekatan Pengajaran
Pendekatan
ini menghendaki lahirnya peran guru untuk mencegah dan menghentikan tingkah
laku anak didik yang kurang menguntungkan proses pembelajaran. Peranan guru
adalah merencanakan dan mengimplementasikan pengajaran yang baik.
5). Pendekatan Suasana Emosi dan Sosial
Goleman
(1995) dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa belajar tanpa keterlibatan
emosional dan kegiatan saraf, kurang dari yang dibutuhkan untuk merekatkan
pelajaran dalam
ingatan. Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan proses
menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan social yang positif dalam
kelas. Suasana hati yang saling mencintai antar guru dan murid-murid penting
dalam menciptakan hubungan social pembelajaran.
6). Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan ini, peran guru adalah
mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses
kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan
kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat
menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru
harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan
mengurangi masalah-masalah pengelolaan.
7). Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis (electic approach) ini
menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif wali atau guru kelas
dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.
Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu
dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga
pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik,
yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan
yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi
memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih
dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan
selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu
set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan
efisien.
G.
Komponen-Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
Komponen-komponen
keterampilan pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian,
yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal (bersifat preventif) dan keterampilan yang berhubungan
dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal (Djamarah 2006:186).
Keterampilan
yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal terdiri dari keterampilan sikap tanggap, membagi perhatian, pemusatan
perhatian kelompok. Keterampilan suka tanggap ini dapat dilakukan dengan cara
memandang secara seksama, gerakan mendekat, memberi pertanyaan, dan memberi
reaksi terhadap gangguan dan ketakacuhan. Keterampilan memberi perhatian adalah
dengan cara visual dan verbal. Tetapi memberi tanda, penghentian jawaban,
pengarahan dan petunjuk yang jelas, penghentian penguatan, kelancaran dan
percepatan, merupakan sub bagian dari ketrampilan pemusatan perhatian kelompok.
Masalah
modifikasi tingkah laku, pendekatan pemecahan masalahkelompok, dan menemukan
serta memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah, adalah tiga buah
strategi yang termasuk ke dalam ruang lingkup ketrampilan yang berhubungan
dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.
DAFTAR
REFERENSI
Dewi, Rury Sandra.(2012).’’ Pengelolaan Kelas Dalam Proses Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama Se Kecamatan Muntilan’’.Skripsi. Fakultas
Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Hilali, Husni El.(2012).”Pentingnya Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran”.Edu-bio.Vol.3:131-135
Comments
Post a Comment