Keselamatan kerja di Laboraturium
KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
A. Jenis-jenis Bahaya dalam
Laboratorium
Menurut
Nuryani R (2005) jenis-jenis bahaya dalam laboratorium diantaranya adalah
;
1. Kebakaran,
sebagai akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar seperti pelarut
organik, aseton, benzene, etil alcohol, etil eter, dll.
2. Ledakan,
sebagai akibat reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif seperti oksidator.
3. Keracunan
bahan kimia yang berbahaya, seperti arsen, timbal, dll.
4. Iritasi
yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata sebagai
kontak langsung dengan bahan-bahan korosif.
5. Luka
pada kulit atau mata akibat pecahan kaca, logam, kayu dll
6. Sengatan
listrik.
B. Pencegahan Kecelakaan Kerja dalam
Laboratorium
Menurut Moh. Amien (1988) menjelaskan usaha atau
tindakan pencegahan kecelakaan di laboratorium yang paling baik adalah bersikap
dan bertindak hati-hati, bekerja dengan teliti dan tidak ceroboh serta manati
segala peraturan dan tata tertib yang berlaku. Usaha atau tindakan pencegahan
kemungkinan timbulnya kecelakaan antara lain :
1. Penyediaan
berbagai alat atau bahan yang ditempatkan di tempat yang mudah dicapai. Alat
dan bahan itu misalnya :
a. Ember
berisi pasir, untuk menanggulangi kebakaran kecil agar tidak terjadi kebakaran
yang besar.
b. Alat
pemadam kebakaran, jug selimut yang terbuat dari bahan tahan api.
c. Kotak
PPPK untuk memberikan pertolongan pertama.
2. Tidak
mengunci pintu pada waktu laboratorium sedang dipakai dan mengunci pintunya
pada waktu laboratorium tidak digunakan.
3. Pada
waktu di laboratorium tidak ada guru atau laboran, siswa tidak diperkenankan
masuk.
4. Penyimpanan
bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang khusus, tidak berdekatan dengan
nyala api atau tempat yang ada percikan api listrik, misalkan pada alat yang
memakai relay atau motor listrik.
5. Penyimpanan
bahan-bahan yang tergolong racun atau berbahaya (misalnya air raksa dan bahan
kimia lain) di tempat terkunci dan aman.
6. Pengadaan
latihan-latihan cara mengatasi kebakaran secara periodik.
7. Penggunaan
tegangan listrik yangrendah saja dalam melakukan percobaan listrik misalnya 12
volt atau 15 volt.
8. Pengadaan
saklar pusat untuk lsitrik, sehingga jika diperlukan semua aliran listrik di
dalam laboratorium dapat diputuskan.
9. Penggantian
kawat sekering pengaman harus dilakukan dengan sekering yang setara.
10. Pengadaan
jaringan listrik tambahan tidak diperkenankan kecuali yang dilakukan oleh
instalator listrik dengan izin dari PLN.
C. Cara Pengumpulan dan Pembuangan
Limbah Laboratorium
1. Limbah
dikumpulkan dan dibuang dalam wadhah terpisah menurut tipe bahan kimia.
2. Wadhah
diberi label yang tercantum macam-macam zat kimia.
3. Pengecekan
asam basa.
4. Sebelum
dikumpulkan dilakukan penetralan.
5. Pilih
wadhah yang tepat dan aman.
6. Perhatikan
sifat zat kimia yang dapat memunculkan reaksi eksothermis hingga ledakan.
Catatan :
jangan
membuang limbah ke lingkungan atau salauran air dan kelompokkan limbah sesuai
klasifikasinya !
D.
Simbol-simbol yang
perlu di ketahui
Tata tertib
laboratorium biasa disampaikan dalam bentuk tulisan berupa himbauan atau
gambar/simbol, seperti simbol yang terdapat pada kemasan bahan-bahan kimia
berikut:
DAFTAR REFERENSI
Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: IKIP Malang Press.Amien, Moh. 1988. Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum IPA. Jakarta : Depdikbud.
Comments
Post a Comment