Pengelolaan Kurikulum



Pengelolaan Kurikulum
Kurikulum berasal  dari bahasa Yunani, yakni dari  kata Curir artinya pelari. Kata curere artinya tempat berpacu. Curriculum dapa diartikanjarak yang ditempuh oleh seorang pelari. Pada saat itu kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa/murid untuk mencapai ijazah.  Rumusan kurikulum tersebut mengandung makrna bahwa isi kurikulum tidak lain adalah sejumlah mata pelajaran (subject matter) yang harus dikuasai siswa, agar siswa memperoleh ijazah. Itulah sebabnya kurikulum  sering dipandang sebagai rencana pelajaran untuk siswa,. Kurikulum adalah program belajar yang diharapkan dimiliki siswa di bawah tanggung jawab sekolah dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar. Sehingga, kurikulum sebagai program belajar bagi siswa harus memiliki tujuan yang ingini dicapai, isi program yang harus diberikan dan strategi bagaimana melaksanakan program tersebut .Tentunya dalam tujuan kurikulum harus mengenai rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh siswa retelah menerima program tersebut. lsi program ialah program studi atau mata pelajaran yang telah terpilih berdasarkan keilmuan dan kegunaannya yang dapat menunjang tujuan institusi. Sedangkan, dalam strategi program mencakup itu ialah kegiatan pengajaran, kegiatan administrasi supervisi, kegiatan bimbingan konseling, dan kegiatan penilaian (Nana Sudjana, 2002: 3). 
Dengan penjeiasan di atas jelaslah bahwa kurikulum dapat memiliki konsep dalam tiga hal, yaitu: (1) program belajar, (2) isi program, dan (3)  strategi program. Ketiga konsep ini merupakan satu kesatuan yang integral yang menyatu dan harus dilaksankan secara komprehensif dan menyeluruh secara total. Definisi kurikulum di atas merupakan definisi yang paling dikenal  di antara para pelaku-pelaku kurikulum. Berbeda dengan Nana Syaodih dalam penjelasan kurikulum lebih jelas lagi dan terkonstruk dalam konsep kurikulum dengan batasan-batasannya.
Nana Syaodih Sukmadinata (Tim FiP Uri, 2007: 431-132) menyatakan bahwa kurikulum dapat diliht dalam tiga dimensi sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai rencana. Dalam kurikulum sebagai ilmu (curriculum as a science) dikaji teori, konsep, model, asumsi dan prinsip-prinsip dasar tentang kurikulum. Kurikulum sebagai sistem (curriculum as a system) bagaimana kedudukan kurikulum dalam hubungannya dengan si sistem lain, seperti sistem manajemen, layanan siswa, dan lain-lain. Sedangkan kurikulum sebagai rencana (curriculum as a plan) merupakan dimensi kurikulum yang paling banyak dikenal baik oleh para pelaksana kurikulum, seperti guru kepala sekclah, pengawas, maupun masyarakat. 

Landasan Kurikulum

Kurikulum dibangun dengan konsep psikologi, di mana dalam psikologi perkembangan untuk menentukan tingkat keluasan dan kedalamannya isi sesuai dengan tahap berkembangan peserta didik, psikologi belajar untuk menentukan bagaimana isi materi disampaikan kepada siswa pembelajaran dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. Hanya saja dalam konsep ini memberikan kejelasan dalam landasan pendidikan yang komprehensif yang mencakup landasan yuridis, landasan filosofis, dan landasan teoretis sebagai kesatuan landasan yang utuh dalam membangun kurikulum .

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU Nomor 20 Tahun 2003; PP Nomor 13 Tahun 2005). Yang memiliki tiga landasan kurikulum yang akan dijabarkan sebagai berikut:
a.       Landasan Yuridis
Kurikulum adalah program belajar yang harus ditempuh peserta didik yang dibutuhkan oleh masyarakat, bangsa dan negara dalam membangun generasi muda bangsanya. Secara pertagogis, kurikulum adalah program belajar yang memberikan kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan public yang didasarkan kepada filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan.
b.      Landasan Filsafat
Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman di mana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budava tersebut akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan, kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, keterampilan sosial memberikan dasar untuk serara aktif mengembangkain dirinya sebagai individu,  anggota masiarakat, warga Negara, dan anggota umat manusia. Sedangkan filsafat Pancasila merupakan jawaban dari sebuah bangsa yang plural bagi Indonesia .
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU Ri Numor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap peserta didik “manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab" (UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional}.
Sesuai dengan filosofis Ki Hajar Dewantara bahwa berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan masa mendatang. Karena dengan identitas bangsanya yang dikembangkan dan diajarkan kepada peserta didik filter (saringan) menjadi terhadap budaya barat yang liberal.
Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa dengan segala aspek kehidupan bangsa yang mencerminkan karakter bangsa masa kini. Oleh karena itu, konten pendidikan yang mereka pelajari tidak semata berupa prestasi besar bangsa di masa lalu tetapi juga hal-hal yang berkembang pada saat kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang. Berbagai perkembangan baru dalam ilmu, teknologi, budaya ekonomi, sosial politik yang dihadapi masyarakat, bangsa dan umat manusia dikemas sebagai konten pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini memberi landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, kemampuan berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan memosisikan pendidikan yang tidak terlepas dari lingkungan sosial, budaya, dan alam. Lagipula, konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini akan memberi makna yang lebih terarti bagi keunggulan budaya bangsa di masa lalu untuk digunakan dan dikembangkan sebagai  bagian dari kehidupan masa kini.
 Paserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warga negara. Atas dasar pikiran itu maka konten perndidikan yang dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama masa di mana dia telah menyelesaikan pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, keterampilan dan pengetahuan yang menjadi konten pendidikaa harus dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu sampai dua dekade dari sekarang. Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk dikembargkan dan disesuaikan dengan mereka sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara yang produktif serta  bertanggungjawab di masa mendatang. Bukan lagi sebagai bangsa kelas kedua dengan bangsa lain, bahkan sebagai bangsa yang diperhitungkan.

c.       Landasan Teori
Pengembangan kurikulum berdasarkan atas teori pendidikan yang disandarkan pada standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP Nomor 19 Tahun 2005).
Standar Kompetensi Lulusan pada setiap level pendidikan dasar dan menengah mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) satuan pendidikan berisikan 3 (tiga) komponen yaitu kemampuan proses, konten dan ruang lingkup penerapan komponen proses dan konten. Komponen proses adalah kemampuan minimal untuk mengkaji dan memproses konten menjadi kompetensi. Komponen konten adalah dimensi kemampuan yang menjadi sosok manusia yang dihasilkan dari pendidikan. Komponen ruang lingkup adalah keluasan lingkungan minimal di mana kompetensi tersebut digunakan, dan menunjukkan gradasi/jarak yang besar antara satu satuan pendidikan dengan satuan pendidikan di atasnya serta jalur satuan pendidikan khusus yang selevelnya.
Kurikulum memberikan gambaran secara jelas tentang arah dan tujuan vang harus dicapai oleh peserta didik dan panduan guru dalam tugas mengajar dan memberikan bimbingan pembelajaran kepada peserta didik secara optimal dengan terstruktur dan tersistem dengan baik. Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar  Kompetensi Lulusan.
Kurikulum harus melihat latar belakang masyarakat yang ada di dalam suatu wilayah dengan pertimbangan instruksi  secara nasional tanpa harus mengorbankan kepentingan wilayah dan kekayaan budaya daerahnya.  Dalam dimensi sebagai rencana tertulis, kurikulum harus mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum berasal dari prestasi bangsa di masa lalu yang kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.  Dalam dimensi rencana tertulis, kurikulum tersebut dikemas dalam l berbagai mata pelajaran sebagai unit organisasi konten terkecil. Dalam setiap mata pelajaran terdapat konten spesifik yaitu pengetahuan dan konten berbagi dengan mata pelajaran lain yaitu sikap dan keterampilan. Secara langsung  mata pelajaran menjadi sumber bahan ajar yang spesifik dan berbagi untuk dikembangkan dalam dimensi proses suatu kurikulum.
Kurikulum dalam dimensi proses adalah tindakan nyata dari sebuah pemikiran dan rancangan kurikulum menjadi suatu proses pembelajaran. Guru adalah tenaga kependidikan utama yang mengembangkan ide dan rancangan tersebut menjadi proses pembeiajaran. Pemahaman guru tentang kurikulum akan menentukan rancangan guru (Rencana Program Pembelajaran/RPP) dan diterjemahkan ke dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Peserta didik berhubungan langsung dengan apa yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dan menjadi pengalaman langsung peserta didik. Apa yang dialami peserta didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil kurikulum. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya sama atau lebih tinggi dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.
Kurikulum berbasis kompetensi adalah "outcomes based curriculum" dan oleh karena itu, pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian rula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan Kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik. Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:
1) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran
 2) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu mata pelaiaran di kelas tertertu
 3) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan "disciplinary- based curriculum” atau “content based curriculum”.
4) Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitf, keterampilan psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian utama kurikulum
 5) Kompetensi dasar  yang di kembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antarmata pelajaran.
6) Proses pembelajaran didasarkan upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang memuaskan dengan memerhatikan karakteristik konten kompetensi di mana pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas. Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.
7) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk  memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).
Karakteristik kurikulum sebenarnya merupakan karakteristik kurikulum KBK dan KTSP yang mengembangkan kompetensi dasar dan standar kompetensi          
d.      Landasan Faktual
Ekonomi Indonesia sampai saat mengulami pertumbuhan yang berarti oleh karena landasan empiris memberikan peluang dan kesempatan kepada dunia pendidikan untuk melihat secara nyata fakta-fakta kehidupan globalisasi yang memberikan ruang gerak yang bebas dan luas tanpa batas kepada seluruh penduduk yang ada di muka bumi, hanya dalam kurikulum perlu mempertahankan nilai-nilai identitas kebangsaan agar tidak ditelan arus globalisasi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN sebesar 6,5-6,9 (Agus D. w. Martowardojo, dalam Rapat Paripurna DPR, 31/05/2012). Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus terus dijaga dan ditingkatkan. Generasi muda berjiwa wirausaha yang tangguh, kreatif, ulet, jujur, dan mandiri, sangat diperlukan untuk memantapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Generasi seperti ini seharusnya tidak muncul karena hasil seleksi alam, namun karena hasil gemblengan pada tiap jenjang satuan pendidikan dengan kurikulum sebagai pengarahnya.
Kekerasan merupakan alternatif yang salah kaprah dari sebuah pemahanan penyelesaian masalah yang terjadi pada bangsa Indonesia, seperti sudah tidak ada tindakan-tindakan kompromi dan duduk bersama dengan kepala dingin, tapi hampir semuanya lebih mengedepankan kepada tindakan anarkis dan kekerasan. Padahal bangsa Indonesia memilik karakteristik yang beradab namun sayang harus 'ternodai oleh tindakan-tindakan yang biada. Terjadi perkelahian antarpelajar, pemerkosaan massal, dan yang sungguh sangat mengguncangkan dunia pendidikan adalah dengan munculnya kasus pelaku pedofilia, pelecehan seksualitas, pencabulan yang justru menjadi korbannya adalah para pelajar itu sendiri. Kcamanan dan kenyamanan sudah tidak ada jaminan, dalam kegiatan belajar mengajar yang dikhawatirkan akan berdampak terhadap kecanduan perlakuan-perlakuan yang serupa oleh para korban,
Kurikulun diharapkan dapat memberikan sebuah solusi dari fakta-fakta yang ada baik secara konten maupun proses serta perangkat-perangkat yang mendukungnya. Kurikulum memberikan sebuah keyakinan orangtua ternadap anak-anaknya yang belajar, kurikuium memberikan rasa aman dan nyaman dalam belajar, kurikulum memberikan program yang mengarah kepada peningkatan moralitas dan peningkatan etika, kurikulum memberikan kepribadian yang utuh dan meningkatkan kecerdasan dan intelektual yang memuaskan semua pihak.


Sumber Referensi:
Nurdin, Diding & Imam Sibaweh.2015.Pengelolaan Pendidikan dari Teori Menuju Implementasi.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada

Comments

Popular posts from this blog

pesawat atwood

Tangki Riak

Model-Model Dan Bentuk Penelitian Tindakan Kelas