Posts

Showing posts from October, 2017

Keterampilan Menjelaskan

KETERAMPILAN MENJELASKAN    A.     Pengertian Keterampilan Menjelaskan Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisir dengan sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu pesan dengan pesan yang lainnya, sehingga tercapailah suatu pemahaman yang diinginkan. Misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan suatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa di dalam kelas. Dan biasanya guru lebih mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh atau dapat mempengaruhi siswa melalui penjelasan dan perkataan yang disampaikannya,sehingga kadangkala siswa menuruti apa yang diutarakan oleh guru, dengan kata lain siswa mempercayai bahwa penjelasan dari

Teori-teori Belajar

TEORI BELAJAR A. Teori Behaviorisme Teori behaviorisme mengganggap bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh berbagai kejadian yang ada di lingkungan dimana lingkungan tersebut memberikan berbagai pengalaman ( Karwati & Priansa, 2014: 206). Menurut Rifa’i dan Anni (2011: 105-106) perubahan perilaku yang diperoleh dari hasil belajar bersifat permanen, dalam arti bahwa perubahan perilaku akan bertahan dalam waktu relatif lama sehingga pada suatu waktu perilaku tersebut dapat dipergunakan untuk merespon stimulus yang sama atau hampir sama. Oleh karena  itu siswa akan memperoleh hasil belajar, apabila ada hubungan antara stimulus dan respon tersebut. Untuk itu, agar aktivitas belajar siswa di kelas dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulus harus dirancang sedemikian rupa (menarik dan spesifik) sehingga mudah direspons oleh siswa. Beberapa ilmuwan yang termasuk pendiri sekaligus penganut teori behaviorisme antara lain adalah Thorndike, Watson, Hull, Guthrie, dan Skinne

Sistem Pengelolaan Kelas

Sistem Pengelolaan Kelas A.     Pengertian pengelolaan kelas Menurut Alben Ambarita (2006: 37) Manajemen kelas dapat dideskripsikan sebagai proses mengorganisasi dan mengkoordinasi peserta didik, untuk menyelesaikan tujuan pendidikan. Artinya guru harus dapat menciptakan pola kegiatan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan keadaan, sehingga peserta didik dapat memanfaatkan rasionalnya, bakat kreatifnya terhadap tugas-tugas pendidikan yang menantang. Menurut Ahmad Rohani (2004: 123)  Pengelolaan kelas dan pengelolaan pengajaran adalah dua kegiatan yang sangat erat hubungannya namun dapat dan harus dibedakan satu sama lain karena tujuannya berbeda. Kalau pengajaran ( instruction ) mencakup semua kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pengajaran, maka pengelolaan kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar. Syaiful Bahri Djamarah (2000: 173) juga berpen